Archive for Maret 2012
Jumat, 02 Maret 2012
Keindahan Laut KARIBIA (caribbean sea)
Laut Karibia adalah salah satu laut terbesar yang bersebelahan dengan Samudra Atlantik. Laut Karibia memiliki luas wilayah mendekati 2.754.000 kilometer persegi. Disebut pula sebagai lautan dengan kadar garam terluas. Seluruh wilayahnya, juga berupa pulau-pulaunya, dikenal dengan nama Karibia saja. Nama Karibia (Carribean) berasal nama suku bangsa Indian-Amerika terbesar yang ada di sana, yaitu Suku Carrib saat wilayah tersebut ditemukan oleh bangsa Eropa sekitar abad ke-15
Pada sebagian besar wilayahnya, Laut Karibia berbatasan dengan perairan atau negara. Bagian tenggara Laut Karibia yang mencakup seluruh lempengan Karibia, berbatasan dengan Teluk Meksiko. Sedangkan, di bagian selatan, Laut Karibia berbatasan dengan Venezuela, Kolombia, dan Panama. Di bagian barat dan timur berturut-turut berbatasan dengan Kosta Rika, Nikaragua, Honduras, Guatemala, Belize, Semenanjung Yukatan, dan Antilles Kecil. Adapun di bagian utara, Laut Karibia berbatasan dengan Antilles Besar, Kuba, Jamaika, dan Puerto Riko.
Laut Karibia, Dulu dan Sekarang
Pulau-pulau yang terdapat di permukaan wilayah Laut Karibia hampir mencapai 7.000 jumlahnya. Keseluruhan pulau tersebut biasa disebut pula dengan nama India Barat (West Indies). Disebut demikian, karena ketika Christopher Columbus mendarat di sana pada 1492, ia percaya telah menemukan negara India yang dicarinya. Kenyataannya, Columbus sebenarnya baru mencapai daerah di sekitar Amerika Selatan.
Sebelum Columbus dan armadanya menemukan wilayah di Laut Karibia, lautan ini boleh dikatakan hanyalah merupakan perairan tak bertuan yang didiami oleh Bangsa Eurasia. Selanjutnya, wilayah tersebut menjadi wilayah kolonial untuk negara-negara Eropa. Serta merta, perairan Laut Karibia menjadi pusat kesibukan dari perdagangan dan kelautan Eropa di wilayah tersebut. Pembajakan di lautan bukan menjadi hal yang baru saat itu, karena kemudian kerap terjadi seiring perkembangan perdagangannya.
Laut Karibia sekarang tentunya sudah berbeda dengan masa waktu ditemukannya. Laut Karibia telah menjadi wilayah teritorial untuk 22 pulau yang termasuk ke dalam wilayahnya, serta menjadi batas perairan untuk 12 negara yang ada di sekitarnya. Karena terletak di daerah tropis, menjadikan Laut Karibia dan wilayahnya selalu mendapat curahan cahaya matahari dan angin yang berlimpah. Menjadikan Laut Karibia dan wilayahnya saat ini sebagai tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai mancanegara, dengan banyaknya pelayaran kapal-kapal pesiar menuju wilayah tersebut. Konon, karena keindahannya ini, telah menjadikan Karibia sebagai tujuan wisata para miliuner dunia.
Keindahan Laut Karibia
Laut Karibia memang begiru memesona karena air lautnya sangat jernih sehingga terlihat terlihat batu-batu karang yang tumbuh di dasar laut dihiasi ikan-ikan berrwarna-wani berenang bebas di antara batu karang dan tumbuhan dasar laut. Sungguh bersih keadaan Laut Karibia, tidak ada sampah yang mengapung di sini karena orang-orang di sekitar Laut Karibia sangat memntingkan dan menjaga kebersihan pantai. Inilah yang membuat para wisatawan dari seluruh dunia dapat menikmati keindahan Laut Karibia dengan nyaman.
Laut Karibia dengan iklim tropisnya disukai oleh wisatawann yang berasal dari negara dengan empat musim. Negara-negara dengan empat musim mengalami musim panas yang berbeda dengan Laut Karibia, yaitu panasnya tidak sehangat di Laut Karibia. Di Laut Karibia, suhunya mencapai 22derajat celcius. Suhu ini dimanfaatkan oleh mereka untuk berjemur menggelapkan kulit.
Kenaikan Permukaan Laut Karibia
Para ilmuwan Kuba dan para ahli memprediksikan bahwa rata-rata permukaan Laut Karibia akan naik lebih dari 30 inci di akhir abad yang disebabkan oleh iklim global. Penenlitian yang dikembangkan ini memperkitrakan air Laut Karibia akan naik 10,6 inci (27cm) pada 2050 dan 33,5 inci (85cm) pada 2100. Penjelasan ini dipaparkan oleh Direktur Sains dari Institut Meteorologi Kuba.
Iklim Laut Karibia
Cuaca di sekitar Laut Karibia dipengaruhi oleh arus teluk yang banyak ditemukan di sekitar lautan. Selain itu, cuaca tersebut dipengaruhi juga oleh arus laut, khususnya yang dinamakan arus Humboldt. Letaknya yang berada di daerah tropis membuat udara terasa hangat di sekitar Laut Karibia. Oleh karena itu, air laut pun memiliki suhu cukup tinggi. Suhu harian air laut bervariasi, rata-rata mencapai 38 – 48 derajat Celsius setiap musimnya.
Badai kerap terjadi di Laut Karibia. Hal ini merupakan keadaan terburuk sebagai karakteristik iklim di sekitar Laut Karibia. Menurut catatan National Hurricane Centre, tercatat sebanyak 385 badai pernah terjadi di Laut Karibia dalam rentang waktu 1494–1900.
Biasanya, badai tersebut secara rutin terjadi pada Juni hingga November. Sedangkan, badai itu sendiri yang paling kerap terjadi pada bulan Agustus dan September. Tentunya, karakteristik ini menjadi ancaman yang serius untuk kondisi alam di Laut Karibia. Dengan kemampuannya yang merusak, badai di antaranya dapat menghacurkan terumbu karang yang banyak terdapat di Laut Karibia.
Dinamika Laut Karibia
Wilayah Karibia mengalami kemajuan pesat sejak ditemukan oleh bangsa Eropa hampir empat abad yang lalu. Iklim di sekitar Laut Karibia yang dikatakan kurang bersahabat, tidak menyurutkan minat para wisatawan untuk berkunjung ke sana. Salah satu organisasi kepariwisataan Laut Karibia menyatakan bahwa per tahun terdapat kunjungan wisatawan sekitar 12 juta orang, termasuk di antaranya para wisatawan pengguna jasa kapal pesiar, yang hampir mencapai 8 juta orang per tahun (1991–1992).
Laut Karibia sendiri dikenal sebagai penghasil minyak terbesar di dunia, dengan penghasilan per tahun mencapai 170 juta ton minyak mentah per tahun. Hal ini tentunya mengakibatkan peningkatan kegiatan perdagangan antarnegara yang dilakukan oleh Karibia dengan negara-negara lainnya. Tak heran, aktivitas tersebut juga telah meningkatkan pendapatan negara secara umum.
Selain minyak mentah, wilayah Laut Karibia juga dikenal sebagai penghasil ikan. Pendapatan per tahun dari hasil penangkapan ikan ini mencapai hampir setengah juta ton kubik, disalurkan ke negara-negara di sekitar, yang berbatasan dengan Laut Karibia.
Tak dapat dielakkan lagi, polusi merupakan efek samping yang dihasilkan akibat ramainya perdagangan yang dilakukan di sekitar wilayah Laut Karibia. Tapi, jika pemerintah memiliki penghasilan cukup besar dari perdagangan tersebut, bukan tidak mungkin masalah polusi akan segera ditangani dengan tepat di Laut Karibia.
Cartagena - Sugra di Tepi Laut Karibia
Cartegena yang berada di bagian utara Kolombia adalah kota wisata pantai di tepi Laut Karibia. Pantai yang menawarkan laut biru dan bangunan bergaya Spanyol ini menjadi daya tarik Kota Cartagena, kota kelima terbesar di Kolombia. Dari ibukota Kolombia, Bogota, kota wisata ini berjarak satu jam jika menggunakan perjalanan udara.
Di Cartagena, terdapat banyak fasilitas dan akomodasi bagi para wisatawan, seperti hotel berbintang lima di tepi perairan Laut Karibia dan puluhan motel kecil di distrik kolonoal bersejarah Getsemani. Penduduk di sekitar Cartegena menggunakan dua bahasa dalam berinteraksi, yaitu bahasa Spanyol dan bahasa Inggris sehingga para wisatawan sangat terbantu ketika berwisata di sana.
Kota wisata pantai di tepi Laut Karibia ini tempat yang sangat cocok untuk berlibur dan jalan-jalan. Bangunan-bangunan bersejarah di kota ini mengadirkan suasana mirip di kawasan Maroko bagi para wisatawan. Bahkan, salah satu kota tua di kota wisata ini termasuk sebagai warisan budaya UNESCO.
Tag :// Keindahan Alam
Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.
Sejarah
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu dekat dengan Bumi.
Awal mula
Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.
Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.
Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan dan kelautan.
Tag :// Keindahan Alam
Lautan merupakan habitat terbesar di bumi. Dibalik selubung kebiruannya, masih tersimpan banyak rahasia yang belum terungkap. Hingga kini sebagian besar kehidupan di laut dalam belum benar-benar diketahui.
Secara umum, wilayah perairan laut yang luas ini dikelompokkan dalam lima bagian. Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra India, Laut Selatan, dan Laut Arktika. Karena itu tipelogi kehidupan laut berdasarkan pembagian areanya dikelompokkan dalam lima bagian ini.
Terlepas dari klasifikasi, menelusuri kehidupan di lautan memang tak kalah menarik dibanding kehidupan di daratan. Bahkan kehidupan di lautan lebih kompleks, lebih variatif, dan lebih tertutup. Dari wilayah pantai, lautan dangkal, selat, teluk, sampai lautan dalam, samudra luas, bahkan palung-palung laut.
Struktur lantai lautan juga bergunung-gunung, berlembah, dan berpalung. Semuanya punya sistem kehidupan sendiri-sendiri yang sangat variatif dan beragam. Tergantung tingkat kedalaman air, kemampuan sinar matahari menembus laut, suhu, iklim, dan arus air.
ZonaLaut
Paul Bennet dalam The Natural World – Under The Ocean, memaparkan bahwa para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lapisan atau zona yang jelas. Ada kawasan yang disebut perairan dangkal, zona twilight, lautan dalam.
Paul Bennet dalam The Natural World – Under The Ocean, memaparkan bahwa para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lapisan atau zona yang jelas. Ada kawasan yang disebut perairan dangkal, zona twilight, lautan dalam.
Bagian laut yang terdekat dengan kehidupan daratan adalah perairan dangkal yaitu wilayah laut yang dekat dengan tepi pantai. Zona ini mendapat limpahan cahaya matahari yang berkecukupan. Kehidupan di zona ini sangat beragam dan tempat yang paling disukai ikan-ikan yang kita kenal.
Setelah perairan dangkal zona berikutnya adalah zona twilight. Yaitu kawasan perairan yang masih bisa ditembus matahari walau tak “semewah” perairan dangkal. Zona ini bisa dikatakan batas jangkauan matahari mampu menembus lapisan lautan. Karena itu kehidupan di sini mulai sedikit, namun masih bisa ditinggali jenis-jenis bunga karang. Ikan berukuran besar juga suka berada di antara zona twilight ini atau mengapung di permukaan laut dalam.
Zonasi lautan yang paling gelap dan dingin adalah laut dalam (termasuk palung laut). Masih sedikit sekali yang diketahui tentang kehidupan di zona ini.
Gelap Pekat
Lautan dalam adalah zonasi yang paling misterius dan sangat tidak ramah. Suasanananya seram, gelap, pekat. Kegelapannya hampir serupa dengan lubang gua terdalam di bumi.
Lautan dalam adalah zonasi yang paling misterius dan sangat tidak ramah. Suasanananya seram, gelap, pekat. Kegelapannya hampir serupa dengan lubang gua terdalam di bumi.
Kegelapan abadi di laut dalam terjadi karena sinar matahri tak bisa menembusnya. Cahaya “kehidupan” itu hanya bisa mencapai kedalaman 1.000 meter. Ini berpengaruh pula pada suhunya yang sangat dingin dan tekanan air yang luar biasa besar.
Begitu pun, penelitian terakhir menunjukkan bahwa di zona ini pun masih juga dihuni mahluk hidup. Hewan-hewan laut dalam ini adalah mahluk istimewa yang punya adaptasi khusus dengan lingkungannya yang sangat ektrim dan keras.
Biasanya hewan-hewan laut dalam ini punya kemampuan mengeluarkan cahaya, warna-warni indah di kegelapan. Bentuk-bentuk hewan laut dalam ini juga sangat aneh dan tidak lazim seperti kehidupan di dua zonasi yang mendapat sinar mentari.
Beberapa spesies yang sudah dikenali dari lautan hitam yang dingin ini seperti ubur-ubur kaca, ikan pengail (angler fish), belut penelan, ikan tripod (tripod fish), ikan ekor tikus.
Tag :// Keindahan Alam